WALHI: ‘Makassar Kota Dunia yang Krisis Air’

MAKASSAR,Ikolom.id – Terkait krisis air melanda sebahagian warga Makassar yang berjuluk kota dunia, direspon langsung oleh Walhi dengan melakukan riset di daerah berpenduduk padat.

Riset dilakukan walhi ini, berlangsung selama empat bulan  di kecamatan Tallo dengan melakukan wawancara langsung ke masyarakat yang selama puluhan tahun mengalami krisis air bersih.

Berdasarkan hasil riset. Walhi memaparkan temuannya dengan menghadirkan langsung perwakilan warga Buloa untuk tampil menyampaikan langsung keluhannya.

Kegiatan yang bertema Desiminsi & peluncuran hasil riset “Makassar kota dunia yang krisis air”, berlangsung di ruang pertemuan kantor kecamatan Tallo. Kamis 3 Oktober 2024.

Hadir sebagai narasumber, Akademisi Universitas Hasanuddin Dr. Eng, M.T. Ir Rita Tahir Lopa. Direktur riset kajian dan rekayasa SDA Unhas. H. Asdar Ali SH. M.KN, Direktur Teknik PDAM, serta perwakilan PU Kota Makassar, Lukmanul hakim Kabid drenase dan sda

Tiga orang ibu-ibu yang mewakili warga tampil menyampaikan keluhannya. Kaum emak-emak ini mengungkapkan jika persoalan krisis air bersih yang mereka alami itu sudah berlangsung puluhan tahun.

“Kami berharap pemerintah memberikan solusi. Jangan kesusahan air yang kami alami hanya dijadikan bahan janji kampanye saat perhelatan politik saja.” Ucap Ibu Ida, warga Buloa. Kamis 3 Oktober 2024.

Sementara H. Asdar Ali selaku direktur teknik PDAM kota Makassar, langsung memberikan tanggapan atas keluhan  warga yang disampaikan di hadapan para undangan.

Slamet Riadi selaku Kepala deputi riset dan keterlibatan publik WALHI,  menjelaskan jika laporan penelitian yang berjudul ‘Makassar: Kota Dunia yang Krisis Air’ merupakan upaya WALHI Sulawesi Selatan dalam membongkar dan memahami lebih dalam terkait dengan permasalahan krisis air yang dialami oleh warga yang ada di Kecamatan Tallo.

Kurang lebih 20 tahun lamanya, masyarakat yang berada di Kecamatan Tallo khususnya di Kelurahan Tallo, Kaluku Bodoa, dan Buloa merasakan kelangkaan air bersih.

Permasalahan ini semakin diperparah dengan adanya pengaruh perubahan iklim yang semakin hari dirasakan oleh semua orang.

Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih empat bulan di tiga kelurahan berbeda yakni di Kelurahan Tallo, Buloa, dan Kaluku Bodoa. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang bersumber dari hasil observasi lapangan, wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, penyebaran kuesioner (offline/online), dan analisa spasial.

Ikolom

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *